39. Kepemimpinan
Dalam Pendidikan
Pengertian
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan secara
umum didefinisiksn sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan,
mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh
tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp M.Stogdill)
Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan
dan pembuatan keputusan-keputusan. (Robert
Dubin)
Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompokyang
memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasaian yang relevan dengan
kegiatan-kegiatan kelompok (Fred
E.Fiedler)
Leadership is any contribution to the establishment and
attainment of group purpose (Kimball
Wiles)
Dua definisi dari Carter
V. Good :
· The ability and readiness to inspire, guide, direct, or
manage other
· The role of interpreter of interest and objectives of group,
to grow up recognizing and accepting the interpreter as spokesman
Kepemimpinan Pendidikan : kemampuan untuk menggerakkan
pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk
belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
1. Pemimpin membantu
terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan
2. Pemimpin membantu kelompok
untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan
bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan tujuan
3. Pemimpin membantu kelompok
dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis
situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling efektif dan efisien
4. Pemimpin bertanggungjawab dalam
mengambil keputusan bersama dengan kelompok
5. Pemimpin bertanggung jawab
dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi
Tipe Kepemimpinan Pendidikan :
1. Tipe Otoriter / Tipe authoritarian
Dalam kepemimpunan yang otoriter, pemmpin bertindak sebagai
dictator terhadap anggota kelompok
2. Tipe Laissez-faire
Pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, melainkan
membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Keberhasilan lembaga ditenukan atas
kesadaran dan dedikasi anggota kelompok. Struktur organisasinya kabur, segala
kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan
3.
Tipe Demokratis
Kepemimpinannya bukan sebagai dictator, tapi di
tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin berusaha menstimulus anggotanya
agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin selalu
berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan anggotanya.
4.
Tipe Pseudo-demokratis / demokratis semu / manipulasi demokratik
Pemimpin hanya tampaknya saja demokratis, namun sebenarnya
dia bersikap otokratis.
Syarat-syarat Pemimpin Pendidikan
Syarat-syarat
yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan antara lain:
·
Rendah hati dan sederhana
·
Bersifat suka menolong
·
Sabar dan memiliki kestabilan emosi
·
Percaya kepada diri sendiri
·
Jujur, adil, dan dapat dipercaya
·
Keahlian dalam jabatan
Ketempilan yang Harus Dimiliki Pemimpin
1.
Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki
keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang
baik. Untuk itu harus memiliki kemampuan bagaimana caranya : menyusun rencana
bersama, mengajak annotanya berpartisipasi, member bantuan kepada anggota
kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-sama membuat keputusan. Pemimpin
tidak hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
2. Keterampilan
dalam hubungan insani
Hubungan insane merupakan hubungan antar manusia. Ada dua
jenis hubungan yaitu :
1.
Hubungan karna tugas resmi
2.
Hubungan kekeluargaan
3. Keterampilan
dalam proses kelompok
Maksud utama adalah meningkatkan partisipasi anggota
kelompompok sehingga dapat mengefektifkan potensi. Pemimpin sebagai penengah ,
pendamai, dan bukan menjadi hakim.
4. Keterampilan
dalam proses administrasi personil
Kegiatan ini mencangkup segala usaha yang menggunakan
keahlian yang dimiliki petugas secara efektif. Kegiatannya meliputi seleksi,
pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan, dan
pengembangan, serta kesejahteraan.
5. Keterampilan
dalam menilai
Merupaka usaha untuk mengetahui sejauh mana tujuan sudah
tercapai. Teknik dan prosedur evaluasi : menentukan tujuan penilaian,
menetapkan norma / ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-data, pengolahan
data, menyimpulkan hasil penilaian.
Pendekatan tentang Teori Munculnya Pemimpin
1. Teori
Pertama
Seseorang akan menjadi pemimpin karena ia memang dilahirkan
untuk menjadi pemimpin. Hanya orang yang memiliki kemampuan dan bakatlah yang
bisa menjadi pemimpin. Sehingga muncul istilah “leaders are borned not built”. Teori ini disebut juga teori genetis.
2. Teori
Kedua
Seseorang akan menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu atau
keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin. Seseorang dapat menjadi pemimpin bila
diberi kesmpatan dan pembinaan meskipun tidak memiliki bakat atau pembawaan.
Maka muncul istilah “leaders are build
not borned”. Teori ini disebut teori social.
3. Teori
Ketiga
Merupakan gabungan antara teori
pertama dan teori kedua, untuk menjadi pemimpin perlu bakat dan disertai
pembinaan bakat tersebut.
4. Teori
Keempat
Setiap orang bisa menjadi pemimpin asalkan kemampuannya
diperlukan pada kondisi tersebut. Teori ini disebut teori situasi.
Pendekatan dalam mempelajari Kepemimpinan Pendidikan
Tiga keterampilan / skills yang
harus dikuasai oleh seorang pemimpin (Kazt) :
·
Human Relatian Skill
Kemampuan berhubungan dengan bawahan
·
Technical Skill
Kemampuan menerapkan ilmunya ke dalam pelaksanaan
(operasional)
·
Conceptional Skill
Kemampuan dalam melihat sesuatu sacara keseluruhan yang
kemudian dapat merumuskannya. Seperti dalam mengamibil keputusan, membentuk
kebijakan, dll. Kemampuan ini juga disebut Managerial Skill
Pendekatan Sifat (Traits
Aproach)
Pendekatan yang didasari asumsi
bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan
pemimpin.
Pendekatan
keperilakuan (Behavioral Aproach)
Pendekatan yang memandang
kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan sifat-sifatnya.
Studi ini melihat dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam
kegiatannya dalam mempengaruhi anggota-anggota kelompoknya.
Pendekatan ini menitikberatkan
Pandangannya pada dua aspek perilaku
kepemimpinan :
Ø Fungsi-fungsi kepemimpinan
Ø Gaya-gaya kepemimpinan
Gaya-gaya kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai gaya yang
berorientasi pada tugas (task oriented) dan gaya yang berorientasi dengan bawahannya
(employee oriented)
Teori-teori yang termasuk dalam pendekatan keperilakuan
antara lain :
1. Studi
Kepemimpinan Ohio State University
Studi ini dilakukan di Ohio State
Universty oleh Hemphil dan Coons, dan kemudian dilanjutkan oleh Halpin dan
Winer.
Studi ini melihat kepemimpinan itu
atas dua dimensi perilaku pemimpin :
Ø
Initiating Structure (Struktur
Tugas)
Merupakan cara pemimpin melukiskan hubungannya dengan
bawahan dalam usaha menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode
atau prosedur yang dipakai dalam organisasi
Ø
Consideration (tenggang rasa)
Merupakan perilaku saling menghargai dan persahabatan antara
pemimpin dengan bawahanyya.
2 Teori
Kepemimpinan Managerial Grid
Teori ini dikemukakan oleh Robert K.
Blake dan Jene S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan :
Ø Concern For People
Menekankan pada hubungan antar individu
Ø Concern For Production
Menekankan pada produksi
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang
merupaka kombinasi dari kedua gaya kepemimpinan dia atas antara lain:
a. Gaya Kepemimpinan
Improverished
Pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk
menyelesaikan tugas tertentu
b. Gaya Kepemimpinan Country
Club
Kepemimpinan yang didasarkan pada hubungan informal antara
individu, keramahan dan kegembiraan
c. Gaya Kepemimpinan
Team
Keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja
sejumlah individu yang penuh pengabdian Dasar kepemimpinan ini adalah saling
percaya dan penghargaan antar sesama anggota kelompok
d. Gaya Kepemimpinan Task
Pemimpin memandang efisien kerja sebagai factor utama untuk
keberhasilan organisasi. Penekanan pada penampilan individu dalam organisasi
e. Gaya Kepemimpinan
Midle Road
Artinyat tengah-tengah. Penekanan pada keseimbangan yang
optimal antara tugas dan hubungan manusia
3. Model
Getzels dan Guba
1.
Perilaku Kepemimpinan yang bergaya normative
Dengan dimensi nomotetis yang meliputi usahanya untuk
memenuhi tuntutan organisasi. Mengacu pada Lembaganya yang ditandai dengan
peranan dan harapan tertentu sesuai tujuan organisasinya.
2.
Perilaku Kepemimpinan yang bergaya personal
Disebut dengan dimensi idiografis, yaitu pemimpin yang
mengutamakan kebutuhan dan ekspektasi anggota organisasinya. Mengacu pada
individu dalam organisasi dengan kepribadian dan disposisi tertentu.
Pendekatan
Kontingensi / Situasi
Model ini banyak melahirkan beberapa
model kepemimpinan, diantaranya :
1. Model
Kepemimpinan Kontingensi
-
Dikembangkan oleh Fred.E. Fiedlr
-
Seorang pemimpin akan sukses bila
menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda
2. Model Kepemimpinan Tiga Dimensi
-
Dikemukakan oleh Williaw J. Reddin
-
Model ini dinamakan “Three
DImentional Model” karena dalam pendekatannya menggunakan tiga kelompok gaya
(Gaya dasar, Gaya Efektif, Gaya tidak efektif)
3.
Teori Kepemimpinan Situasional
-
Dikembangkan oleh Paul Hersey dan
Keneth H.Blanchard. M
-
Pemimpin yang efektif tergantung
pada taraf kematangan pengikut dan kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan
orientasinya, baik orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia.
Ada empat gaya kepemimpinan
o Telling,
perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan rendah
o Selling,
perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi
o Participating,
perilaku pemimpin dengan tugas rendah dan hubungan tinggi
o Delegating,
perilaku pemimpin dengan rendah tinggi dan hubungan rendah
Pemimpin
Pendidikan
Yang disebut pemimpin pendidikan
adalah orang yang memilki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong,
membimbing, menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah
peningkatan mutu pendidikan.
Pemimpin Resmi, dimilki oleh orang yang menduduki posisi
dalam struktur pendidikan. Pemimpin tidak resmi, bisa dimilki oleh setiap orang
yang memberikan araha kepada perbaikan pendidikan
Model-model
kepemimpinan dalam pendidikan
1. Kepemimpinan Visioner
Konsep visi :
Lee Roy Beach (1993:50) mendefinisikan visi sebagai berikut :
Vision defines the ideal fiture, perhaps implying retention
of the current cultura and the activities, or perhaps implying change.
Visi menggambarkan masa depan yang ideal, barangkali
menyiratkan ingatan budaya yang sekarang dan aktivitas, atau barangkali
menyiratkan perubahan
Terbentuknya visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup,
pendidikan, pengalaman professional, interaksi da komunikasi, penemuan keilmuan
serta kegiatan intelektual yang membentuk pola piker tertentu (Gaffar, 1994 : 56)
Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan “school based
management”. Kepemimpinan ini yang difokuskan pada rekayasa masa depan yang
penuh tantangan, menjadi agen perubahan (agen of change) yang unggul dan
menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang
provisional dan menjadi pembimbing anggota lainnya.
Visioner Leadership didasarka pada tuntutan perubahan zaman
yang menuntut dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptaka
sumber daya menusia yang handal.
Untuk menjadi pemimpin yang Visioner, maka seseorang harus :
a.
Memahami konsep visi
b.
Memahami karakteristik dan unsure visi
Karakter visi antara lain:
a. Memperjelas arah dan
tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasi
b. Mencerminka cita-cita yang
tinggi dan menetapka standart of
excellence
c. Menembuhkan
inspirasi, semanngat, kegairahan, dan komitmen
d. Menciptakan makna bagi
anggota oeganisasi
e. Merefleksikan
keunikan, atau keistimewaan organisasi, dst
f. Memahami tujuan visi
Tujuan visi antara lain :
a. Memperjelas arah umum
perubahan kebijakan organisasi
b. Memotivasi karyawa kea rah
yang baik
c. Membantu proses
mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu orang-orang yang berbeda
Langkah – langkah menjadi Visionary
Leadership
a. Penciptaan Visi, dari
hasil kreatifitas pikir pemimpin berupa ide-ide ideal tentang cita-cita di masa
depan.
b. Perumusan Visi
-
Pembentukan dan perumusan visi oleh
anggota tim kepemimpinan
-
Merumuskan strategi secara konsensus
-
Membulatkan sikap dan tekad sebagai
total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi suatu kenyataan.
c.
Transformasi Visi, Kemampuan membangun kepercayaan
d. Impelemntasi Visi ,
Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menterjemahkan visi ke dalam tindakan.
Pendidikan harus mampu mengantisipasi
berbagai tuntutan.
· Sekolah diharapkan dapat menyelenggarakan program yang lebih
humanis
· Dunia pendidikan harus mampu menjamin peserta didiknya di
berbagai bidang profesi sebagai syarat untuk memperoleh hak bekerja sesuai
dengan kompetensinya.
· Pendidikan harus
mampu menyiapkan hasil didik yang kompeten dalam berbagai aspek.
· Kurikulum pendidikan harus mampu menjaga keserasian antara
program dengan aspirasi masyarakat dan negara
· Pendidikan diharapkan mampu menampung politisasi pendidikan, kebutuhan belajar sepanjang hayat
dan internasionalisasi pendidikan.
Menjadi Seorang pemimpin yang
Visioner dalam Menghasilkan Produktivitas Pendidikan
· Berusaha merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan
yang produktif
· Menjadikan dirinya sebagai agen perubahan
· Memposisikan sebagai penentu arah organisasi
· Pelatih atau pembimbing yang profesional
· Mampu menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan
pengalaman profesional dan pendidikannya
2.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional
dibangun dari dua kata :
n
Kepemimpinan (leadership) :
Setiap tindakan yang dilakukan oleh eseorang untuk
mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan.
n
Transformasional (transformational)
:
Mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Kepemimpinan Transformasional diukur dalam hubungannya
dengan efek pemimpin tersebut terhadap para pengikutnya.
Formulasi
dari teori Kepemimpinan Transformasional antara lain :
1.
Karisma
2.
Stimulasi intelektual
3.
Perhatian yang individualisasi
Dapat dikatakan bahwa seorang kepala
sekolah menerapkan teoti Kepemimpinan Transformasional jika dia mampu mengubah
energy sumber-sumber daya baik manusia maupun non manusia untuk mencapai
tujuan-tujuan sekolah seperti yang dikemukakan oleh Sudarwan Danim (2003 : 54)
Menurut Leithwood dkk (1999) mengatakan “transformational leadership is seen to be
sensitive to organiation building developing shared vision, distributing
leadership and building school culture necessary to current restructing efforts
in school”
Pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang memilki visi ke depan dan mampu mengidentifikasikan perubahan
lingkungan serta mampu mentransformasikan perubahan tersebut ke dalam
organisasi.
Dimensi - dimensi kepemimpinan
Transformasional Menurut BASS dan AVOLIO (1994) dengan konsep 4I
a. Idealized Influenced,
perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya dari orang-
orang yang dipimpinnya.
b. Inspirational Motivation,
senantiasa menyediakan tantangan dan makna atas pekerjaan orang-orang yang
dipimpinnya.
c. Intellectual
Simulation, senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kreatif dari orang-orang yang
dipimpinnya
d. Individualized
consideration, memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan orang yang dipimpinnya.
Model kepemimpinan transformasial
perlu diterapkan dalam dunia pendidikan, karena merupakan salah satu solusi
krisis kepemimpinan terutama dalam bidang pendidikan. Olga Epitropika (2001:1) mengemukakan 6 hal mengapa
kepemimpinan transformasial penting bagi suatu organisasi.
1. Secara signifikan
meningkatkan kinerja organisasi.
2. Secara positif dihubungkan
dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan pelanggan.
3. Membangkitkan komitmen para
anggota terhadap organisasi.
4. Meningkatkan kepercayaan
pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi.
5. Meningkatkan kepuasan
[ekerja melalui pekerjaan dan pemimpin.
6. Mengurangi stress para
pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implementasi odel kepemimpinan
transformasional falam organisasi / intstansi pendidikan perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut.
· Mengaci pada nilai – nilai agama yang ada dalam organisasi /
instansi atau bahkan suatu negara.
· Disesuaikan dengan nilai – nilai yang terkandung dalam
sistem organisasi atau instansi tersebut.
· Menggali budaya yang ada dalam organisasi tersebut.
· Karena sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka
harus memperhatikan sistem yang lebih besar yang ada di atasnya seperti sistem
suatu negara.
Kritisi model kepemimpina
transformasional :
Kepemimpinan transformasional hampir
sama dengan kepemimpinan transforming. Burns membatasi kepemimpinan yang
mentransformasi kepada para pemimpin yang selalu mendapat pencerahan(enlightened) yang menunjuk kepada nilai
– nilai moral yang positif dan kebutuhan – kebutuhan tingkat yang lebih tinggi
dari para pengikutnya.bagi Bass,seorang pemimpin yang mengaktifkan motivasi
pengikut dan meningkatkan komitmennya adalah transformasional, tidak
memperhatikan apakan memiliki efek yang menguntungkan untuk pengikutnya atau
tidak. Jadi, dengan demikian kepemimpinan transforming merujuk pada pencerahan
yang memperhatikan kepemimpinan nilai – nilai moral positif dan kebutuhan –
kebutuhan di tingkat lebih tinggi dari para pengikutnya, sedangkan kepemimpinan
transformasional tanpa memperhatikan efeknya terhadap pengikutnya atau
mengesampingkan nilai – nilai moral yang positif.
Hal
ini senada dengan pendapat Golmen, et.al (2003) yang mengatakan kepemimpinan
transforming adalah kepemimpinan yang memiliki kesadaran sendiri tentang
emosionalnya, manajemen diri sendiri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan
kerja. Pola perilaku kepemimpinan yang seperti inidiharapkan berpengaruh
positif terhadap bawahannya dalam membentuk nilai – nilai dan keyakinan untuk
mencapai tujuan organisasi (Anderson 1998).
Model
kepemimpinan lain yang perlu diperhatikan sebagai kritisi terhadap kepemimpinan
transformasional adalah kepemimpnan amanah. Kepemimpinan amanah adalah
kepemimpinan yang dilandasi dengan iman dalam rangkan mencapai tingkat
ketaqwaan kepada Allah SWT. Model kepemimpinan ini selalu memikirkan keadaan
umatnya dan jauh dari memikirkan kepentingan pribadi atau golongannya. Pemimpin selalu berhati – hati dalam menjaga
keimanannya untuk memperoleh derajat taqwa disisi Allah SWT (Ash Shalabi,
2003).