Senin, 29 April 2013

37. Peran dan Peranan kepemimpinan dalam Pendidikan



A. Latar Belakang

Sudah diketahui bahwa kepemimpinan dalam manajemen pendidikan sangat diperlukan didalam manajemen pendidikan karena pada dasarnya setiap instansi atau lembaga pendidikan diperlukan sebuah figur seorang pemimpin, alsan pemiliham judul didalam artikel ini adalah untuk mengetahui hakikat pemimpin, tipe-tipe dari pemimpin, dan faktor- faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan didalam manajemen pendidikan. Menurut Bachtiar Surin yang dikutip oelh maman Ukas bahwa perkataan khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”. Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.


BAB I PERAN DAN PERANAN KEPEMIMPINAN

1 Pengertian Peranan 

Definisi Kepemimpinan (Leadership)

Proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1] Kemampuan dan keterampilanseseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu yang merupakan tujuan bersama (D. Weber).

Hubungan kerja antara anggota-anggota kelompok dimana pemimpin memperoleh status melalui partisipasi aktif Dan dengan memperlihatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas kerjasama dengan usaha mencapai tujuan (Stogdill). Perilaku dari seseorang ketika dia mengarahkan kegiatan-kegiatan dari kelompoknya ke arah pencapaian tujuan (Hemphill dan Coons). Cara interaksi dengan orang-orang lain yang merupakan suatu proses sosial yang mencakup tingkah laku pemimpin yang diangkat (Jenings)

Definisi Peranan 

Perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Aspek dinamika dari status (kedudukan) apabila seseorang atau beberapa orang atau sekelompok orang atau oraganisasi yang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan jabatanya (Soerjono Soekanto)[2]

Definisi Peranan Kepemimpinan 

Seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.


2 Kepemiminan Dalam Organisasi Pendidikan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
  • Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
  • Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
  • Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
  • Skill dan Kemampuan tidak tumbuh begitu saja melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
  • Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan dalam pendidikan hakikatnya melibatkan banyak stake holder yang sangat berperan penting dalam kelangsungan proses pengembangan kualitas pendidikan, diantaranya :
  • Kepala Sekolah : Kepala Sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
  • Guru : Guru adalah pemimpin yang menentukan kondisi kenyamanan proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru adalah pemimpin yag menciptakan siswa yang berkualitas.
  • Orangtua / Masyarakat : Orangtua adalah motivator peserta didik untuk selalu hadir dalam proses pembelajaran.

3 Peranan Kepemimpinan Dalam Pendidikan

Peranan Pemimpin dalam organisasi : [3]
  • Membantu menciptakan iklim sosial yang baik
  • Membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri
  • Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja
  • Mengambil tanggungjawab untuk menetapkan keputusan bersama dengan kelompok
  • Memberi kesempatan pada kelompok untuk belajar dari pengalaman

Dalam organisasi pendidikan antara lain adalah sekolah, secara formal Kepala sekolah adalah Pemimpin keseluruhan, Sehingga Kepala sekolah harus memahami Fungsi kedudukan, diantaranya:
  • Membawa perubahan yang signifikan.
  • Menciptakan Visi dan menuangkan Misi dalam kenyataan.
  • Menetapkan kebijakan dan tujuan yang hendak dicapai
  • Mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun dan menggerakkan seluruh anggota (Sumber daya) untuk mencapai tujuan yang telah disepaati bersama.[4]

Antara kepemimpinan dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Pemimpin dalam memanage atau mengelola sekolah adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi, dan mengevaluasi, seluruh kegiatan pendidikan di sekolah. Berikut peranan Kepala Sekolah dalam tugas dan tanggungjawabnya :
  • Mengatur proses belajar mengajar
  • Memperkirakan dan mengalokasikan sumber daya
  • Mengatur administrasi Sekolah
  • Mengatur pembinaan kemuridan/kesiswaan
  • Mengatur hubungan dengan masyarakat

Tujuan dari tindakan peranan pemimpin sekolah adalah tercapainya tujuan organisasi yakni :
Sumber daya (input)
  1. Pemilihan Kepala sekolah yang berkualitas

  1. Guru yang kompeten

  1. Peserta didik yang memenuhi standart seleksi Strategi sekarang (porses) Kinerja (output)


BAB II MACAM-MACAM PERANAN KEPEMIMPINAN

1 Peran Pemimpin dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MMSDM)

Peranan seorang pemimpin dalam manajemen SDM adalah :
  • Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memperoleh hasil yang ditargetkan yang telah menjadi kesepakatan bersama.
  • Mengembangkan dan memperbaiki sistem agar program pengembangan mutu SDM berhasil sesuai harapan.
  • Melaksanakan beberapa hal yang benar “People who do the right thing” (karakter seorang pemimpin) dan melaksanakan sesuatu secara benar atau disebut “People who do things right” (karakter seorang manajer).
  • Menentukan suatu elemen manajemen mutu SDM yang dibuktikan nyata dalam pelaksanaan program untuk pencapaian tujuan.


2 Peran Pemimpin Dalam Pengambilan Keputusan 

Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:
  • Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
  • Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya.
  • Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.

Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan[5]. Proses pengambilan keputusan, dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
  • Identifikasi masalah
  • Mendefinisikan masalah
  • Memformulasikan dan mengembangkan alternative
  • Implementasi keputusan
  • Evaluasi keputusan

Gaya pengambilan keputusan, Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:

Cara berpikir, terdiri dari:
  • Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
  • Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
  • Toleransi terhadap ambiguitas
  • Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
  • Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.

2 Peran Pemimpin Dalam Pembangunan Tim

Definisi Tim :
  • Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat.
  • Unit kerja yang solid yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerja sama yang kuat[6].

Peranan kepemimpinan dalam tim :
  • Memperlihatkan gaya pribadi
  • Proaktif dalam sebagian hubungan
  • Mengilhami kerja tim
  • Memberikan dukungan timbal balik
  • Membuat orang terlibat dan terikat
  • Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
  • Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
  • Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
  • Mengakui prestasi anggota tim
  • Berusaha mempertahankan komitmen
  • Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim

3 Peran Pemimpin Sebagai Pembangkit Semangat

Peran pemimpin dalam pemberian semangat dapat dilakukan dengan cara :
  • Memberikan pujian dan dukungan
  • Memberikan penghargaan berupa kata-kata dan insentif
  • Penambahan sarana kerja
  • Penambahan staf yag berkualitas
  • Perbaikan lingkungan kerja
  • Memberikan Drive/dorongan yang akan menghasilkan inisiatif, dan menimbulkan energi yang tinggi dan hasrat untuk berprestasi (Motivation)
  • Menumbuhkan Self Confidence/percaya diri
  • Knowledge/pengetahuan, pemahaman yang penuh tentang organisasi.

4 Peran Menyampaikan Informasi

Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi. Penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif dan sistemik.

Pemimpin harus menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.

BAB III PERANAN KONFLIK

1 Pengertian Konflik

Definisi konflik :

Perbedaan, Pertentangan dan Perselisihan (menurut bahasa). Pertentangan dalam hubungan kemanusiaan ( intrapersonal dan interpersonal ) antara satu pihak dengan pihak yang lain dalm mencapai suatu tujuan, yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan, emosi/ psikologi, dan nilai.

Komponen Konflik
  1. Interest (kepentingan)
  2. Emotion (emosi)
  3. Values (nilai)

2 Jenis-jenis konflik

Jenis-jenis konflik yakni :
  • Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang ”Personale conflict”
  • Konflik antarperan ”Interrole conflict”
  • Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang ”Intersender conflict”
  • Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan ”Intrasender conflict”

Konfik tidak selamanya menyusahkan akan tetapi memiliki segi-segi positif, seperti :

1) Konflik Dalam :
  • Penggantian pimpian yang lebih berwibawa, penuh ide baru & semangat baru
  • Perubahan tujuan organisasi yang lebih mencerminkan nilai-nilai yang disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi
  • Pelembagaan konflik itu sendiri

2) Konflik dengan organisasi lain 
  • Lebih mempersatukan para anggota organisasi
  • Mendatangkan kehidupan baru di dalam tujuan serta nilai organisasi
  • Lebih menyadarkan para anggota terhadap strategi serta taktik lawan;
  • Sebagai suatu lembaga pengawasan.

3 Sumber Konflik

Sumber- sumber konflik dapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu :
  • Frustasi
  • Persaingan ( rivalitas )
  • Struktural
  • Budaya dan Ideologi
  • Konvergensi (gabungan)

4 Peranan Pemimpin dalam Mengendalikan Konflik

Untuk dapat mengatasi konflik-konflik yang ada peranan pemimpi dalam hal ini yakni :
  1. Memecahkan masalah melalui sikap koopertaif
  2. Mempersatukan tujuan
  3. Menghindari konflik (Avoidance)
  4. Memperhalus konflik
  5. Kompromi (Negotation)
  6. Tidakan Otoriter
  7. Mengubah struktur individual dan struktur organisasi

Menurut Nader and Todd peran mengatasi konflik yakni :
  1. Bersabar
  2. Penghindaran (Avoidance)
  3. Kekerasan atau paksaan (Coercion)
  4. Konsiliasi (Conciliation)
  5. Mediasi (Mediation)
  6. Arbritasi (Arbritation)
  7. Peradilan (Adjudication)

Pendekatan sebagai kontribusi peran kepemimpinan dalam mengendalikan/menyelesaikan konflik :
  1. Sanggup menyampaikan pokok masalah penyebab timbulnya konflik
  2. Bersedia melatih diri untuk mendengarkan dan mempelajari perbedaan
  3. Sanggup mengajukan usul atau nasehat.
  4. Meminimalisasi ketidakcocokan
  5. Adaptasi diri (penyesuaian diri) dengan prinsip anti konflik

1 komentar: